Aksi Nyata Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara

Hai ... sahabat blogger jumpa lagi di blog sederhana ngiringmelajah.com. Pada kesempatan ini admin akan berbagi sedikit terkait dengan aksi nyata modul 1.1 refleksi filosofi pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yang telah admin laksanakan di sekolah.



Pembelajaran yang Menyenangkan dan Berpusat pada Siswa

Oleh
Putu Edy Pariawan, S.Pd
Calon Guru Penggerak Kota Denpasar

Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Untuk dapat mewujudkan ini peran guru sangat sentral. Guru harus menyadari bahwa anak-anak tidak bisa disamaratakan. Setiap anak memiliki keuinikannya masing-masing. Setiap anak memiliki potensi, minat, dan bakatnya masing-masing. Peran gurulah menuntun anak-anak tersebut sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya, sehingga nantinya dapat membentuk anak-anak yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Paradigma pembelajaran telah berubah dari teacher center ke student center. Pada student center ini guru dituntut untuk dapat menyajikan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau yang lebih menekankan keterlibatan, keaktifan, dan interaksi siswa yang lebih banyak. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa maka pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. Siswa akan lebih paham secara mendalam terkait materi-materi yang mereka pelajari.

Selain melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru juga harus mampu mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswanya. Apalagi kita ketahui bersama bahwa negara kita dan seluruh dunia sedang mengalami pamdemi covid-19 yang sudah berlangsung kurang lebih selama 10 bulan. Tentunya ini membuat para siswa bosan dalam menjalani proses pembelajaran, karena yang biasanya mereka belajar secara tatap muka bertemu dengan teman-temannya, dapat bermain dengan teman-temannya, berganti menjadi pembelajaran dari rumah tanpa bisa bertemu dan bermain dengan teman-temannya. Dalam kondisi seperti ini diperlukan strategi, metode, cara kreatif yang dilakukan oleh guru di dalam merancang pembelajarannya agar para siswa tidak bosan dan mengalami kejenuhan di dalam mengikuti pembelajaran. Untuk bisa merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya dengan cara melakukan asessmen diagnostik awal. Dengan melakukan ini maka guru akan mudah dapat merancang pembelajaran sesuai yang dibutuhkan siswa.

Tujuan

Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.
  1. Mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa, sehingga materi yang mereka pelajari akan menjadi lebih bermakna.
  2. Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center oriented).
  3. Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Deskripsi Aksi Nyata

Untuk dapat merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa, guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui profil siswanya yaitu dengan melakukan asessmen diagnostik nonkognitif awal. Dengan melakukan assesmen diagnostik nonkognitif awal, maka guru dapat dengan mudah merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Adapun untuk melakukan assesmen ini penulis menggunakan google form. Berikut bentuk assesmen diagnostik nonkognitif awal yang penulis susun.
   
Setelah memperoleh hasil diagnostik awal dari siswa, kebanyakan anak menginginkan belajar tatap muka dan sudah bosan belajar di rumah. Selain itu ada juga siswa yang menginginkan pembelajaran yang variatif yang diselilingi dengan game dan kuis. Untuk itu penulis pun mulai merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu melaksanakan pembelajaran tatap muka tidak langsung melalui aplikasi zoom dan juga memberikan game-game serta kuis saat melaksanakan pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran penulis pun menyiapkan media pendukung seperti aplikasi zoom, media game (TTS, wordwall, dll), dan juga media kuis (kahoot dan quizziz). Setelah semua siap barulah penulis memulai melaksanakan pembelajaran sesuai yang diharapkan siswa.

Hasil Aksi Nyata

Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.

  1. Guru mengetahui profil siswa nya mulai dari pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan, apa yang membuat mereka senang belajar, bentuk tugas seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana kondisi mereka untuk belajar daring. Profil yang diperoleh tersebut dapat dijadikan guru sebagai modal untuk merancang pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.
  2. Guru dapat berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran yang mereka laksanakan seperti pemanfaatan zoom meetting, pemanfaatan aplikasi untuk game dan kuis. Dengan demikian pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akan lebih variatif dan tidak membosankan bagi siswa.
  3. Siswa menikmati proses pembelajaran yang mereka ikuti, tidak bosan, menyenangkan, dan tentunya bermakna.
  4. Siswa dapat menyampaikan pendapatnya terkait cara belajar seperti apa yang mereka inginkan dan bentuk tugas yang seperti apa yang mereka inginkan melalui pelaksanaan asessmen diagnostik awal.
  5. Siswa selalu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. 
Berikut beberapa pernyataan siswa setelah mereka mengikuti pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.
I Putu Yoga Devgantara - Kelas VIB - Pembelajaran yang saya ikuti sangat seru, saya dapat bermain sambil belajar melalui game-game yang diberikan oleh pak guru. Saya yang sebelumnya cepat bosan karena hanya diberikan soal-soal saja di google classroom menjadi senang belajar dengan cara belajar yang berbeda yang dilakukan oleh pak guru.

Anak Agung Istri Krisna Pradnyadewi - Kelas VIB - Bermain sambil belajar dengan game itu seru. Selain itu belajar melalui zoom meetting saya lebih mudah memahami materi yang disampaikan pak guru daripada hanya membaca materi dibuku dan google classroom.
 

Refleksi Aksi Nyata

Setelah melaksanakan aksi nyata saya sebagai guru baru menyadari bagaimana seharusnya memperlakukan anak dalam proses pembelajaran. Apa yang sebelumnya sudah sangat baik menurut guru belum tentu sesuai dengan harapan siswanya. Guru harus selalu memperhatikan setiap individu siswanya, mengetahui profil siswanya, dan merancang pembelajaran yang sesuai harapan siswanya bukan yang baik menurut gurunya.

Adapun kendala yang dialami selama pelaksanaan aksi nyata yaitu masih ada beberapa siswa yang belum bisa terlibat dalam proses pembelajaran dikarenakan keterbatasan sarana yang mereka miliki. Selain itu ada juga keterbatasan pada fasilitas aplikasi zoom yang dimiliki oleh guru sehingga tidak bisa bertatap muka secara maya dengan siswanya dalam waktu yang lama.

Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Apa yang sudah baik yang penulis lakukan selama pelaksanaan aksi nyata ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten. Selain itu penulis juga akan meminta masukan dari rekan-rekan guru yang lain untuk perbaikan terhadap hal-hal yang masih kurang dari pelaksanaan aksi nyata ini. Kedepannya penulis akan mengajak rekan-rekan guru yang lain untuk melakukan cara-cara yang seperti penulis lakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa.

Dokumentasi Kegiatan

Berikut beberapa dokumentasi pelaksanaan aksi nyata "Pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa".

Respon Hasil Asessmen Diagnostik Awal






Merancang Media Pembelajaran



Pelaksanaan Pembelajaran yang Menyenangkan dan Berpusat Pada Siswa












Demikian hasil aksi nyata pada modul 1.1 filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang dapat admin bagikan. Semoga bermanfaat.

Salam ngiring melajah.  

Belum ada Komentar untuk "Aksi Nyata Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel