Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

Hai ... sahabat blogger jumpa lagi di blog sederhana ngiringmelajah.com. Pada kesempatan ini admin akan berbagi sedikit terkait dengan aksi nyata modul 1.4 budaya positif yang telah admin laksanakan di sekolah.

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif


Menumbuhkan Budaya Pelibatan Orangtua dalam Mendampingi Anak Belajar Matematika melalui Gerakan AJarMat

Oleh
Putu Edy Pariawan, S.Pd
Calon Guru Penggerak Kota Denpasar

Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh seorang guru saja, perlu dukungan dan keterlibatan orang tua di dalamnya. Seperti yang dikatakan Ki Hajar Dewantara bahwa pusat pendidikan itu ada tiga yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sinergitas dari ketiga unsur tersebut untuk mewujudkan keberhasilan sebuah pendidikan. 

Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi belajar anaknya. Ada tiga peran orang tua yang dapat dilakukan yaitu; 1) membantu anak belajar, 2) memotivasi anak, dan 3) memantau perkembangan belajar anak. Keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak di dalam belajar merupakan motivasi tersendiri bagi anak. Anak-anak akan belajar sungguh-sungguh dan bersemangat apabila ada dukungan penuh dari orang tuanya. 
 
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang terkesan rumit dan sulit. Banyak orang tua yang mengalami kesulitan di dalam mendampingi anaknya dalam belajar matematika. Curhatan kesulitan orang tua dalam mendampingi anaknya belajar di rumah banyak beredar juga di media sosial. Mulai dari kesulitan mendisiplinkan anak untuk mau belajar, gaptek teknologi, hingga kesulitan membantu menyelesaikan soal-soal pelajaran. Nah, untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, utamanya dalam pembelajaran matematika diperlukan kemasan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan dekat dengan aktivitas sehari-hari siswa.

AJarMat (Ayo Belajar Matematika) merupakan sebuah gerakan untuk membantu orang tua di dalam mendampingi anaknya belajar matematika. Gerakan ini merupakan program yang dimiliki oleh P4TK Matematika Kemdikbud. Melalui gerakan ini orang tua akan difasilitasi bagaimana mendampingi anak dalam belajar matematika agar pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan bermakna. Sehingga pelajaran matematika yang terkesan rumit dan sulit akan menjadi mudah dipahami siswa. Gerakan AJarMat lebih menekankan pada bagaimana belajar matematika yang dikaitkan dengan aktivitas sehari-hari orang tua dan siswa.

Tujuan

Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.
  1. Untuk menumbuhkan budaya keterlibatan orang tua dalam mendampingi anaknya belajar.
  2. Untuk meningkatkan hubungan baik antara guru, siswa, dan orang tua.
  3. Untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid.
  4. Untuk mewujudkan visi murid merdeka dan merdeka belajar.

Deskripsi Aksi Nyata

Kegiatan aksi nyata ini penulis awali dengan berkoordinasi kepada kepala sekolah untuk menyampaikan rancangan aksi nyata dan meminta ijin pelaksanaan kegiatan yaitu pada saat pembagian rapot siswa kelas VI. Waktu ini penulis pilih dikarenakan pada saat pembagian rapot yang mengambil ke sekolah adalah para orang tua siswa, sehingga penulis bisa mensosialisasikan kegiatan yang akan dilaksanakan yang mana pada kegiatan tersebut akan melibatkan orang tua. 

Setelah memperoleh ijin dari kepala sekolah, penulis mulai menyusun instrumen yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan aksi nyata. Adapun instrumen yang diperlukan yaitu form survey dan lembar kerja siswa. Langkah selanjutnya setelah instrumen tersusun, penulis mulai menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan sosialisasi kepada orang tua siswa. Adapun alat dan bahan yang akan digunakan yaitu potongan bambu dan pita.

Pada kegiatan sosialisasi kepada orang tua siswa, materi yang disampaikan yaitu tentang bagaimana orang tua mendampingi putra/putrinya belajar matematika di rumah masing-masing dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari yang sering dilakukan oleh mereka. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh orang tua dan putra/putrinya di rumah yaitu membuat klakat dari bilah bambu. Kegiatan membuat klakat ini dikaitkan dengan pembelajaran matematika yaitu tentang "Letak Koordinat". 

Tiba waktunya yaitu pada hari Sabtu, 19 Desember 2020 kegiatan pembagian rapot kepada siswa kelas VI. Kegiatan dilaksanakan pada pukul 09.00 Wita. Para orang tua telah berkumpul di ruangan kelas VI. Penulis pun mengawali kegiatan aksi nyata ini dengan membagikan form survey kepada orang tua dan dilanjutkan dengan pengisian oleh para orang tua. Dari isian survey tersebut sebagian besar orang tua mengatakan bahwa pembelajaran matematika itu rumit dan sulit, selain itu mereka juga mengalami kesulitan dalam mendampingi putra/putri mereka dalam belajar matematika.  

Selanjutnya penulis mengenalkan bagaimana cara mendampingi anak-anak belajar matematika yang menyenangkan, dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka, dan tentunya bermakna bagi siswa. Pada kegiatan ini yaitu bagaimana belajar materi letak koordinat memanfaatkan media klakat. Klakat merupakan salah satu sarana upacara yang digunakan oleh umat Hindu di Bali. Klakat yang terbuat dari anyaman bambu sedemikian rupa ini, terdiri dari beberapa jenis dan memiliki banyak manfaat dalam upacara Hindu. Anyaman bambu berbentuk segi empat (bujur sangkar) ini, ukurannya pun bervariasi sesuai dengan kebutuhan upacara yang akan dilangsungkan. Pada klakat terdapat lubang-lubang berbentuk segi empat. Adapun jumlah lubang pada Klakat Pancak yaitu 25 buah, secara vertikal lima buah dan secara horizontal lima buah.

Media klakat
 
Langkah-langkah menentukan letak koordinat dengan media klakat ini yaitu dengan mengikatkan pita pada pertemuan potongan bambu pada klakat tersebut seperti gambar berikut.

Media klakat yang sudah diisi ikatan pita

Selanjutnya anak-anak akan menghitung urutan potongan bambu yang ke kanan (horisontal) dan yang ke atas (vertikal) sesuai dengan letak pita tersebut. Sesuai gambar di atas letak pita untuk potongan bambu yang ke kanan ada pada urutan keempat dan potongan bambu yang ke atas ada pada urutan keempat, sehingga letak pita tersebut di titik (4,4). Begitu seterusnya dilanjutkan dengan memindahkan letak pita pada klakat tersebut dan menentukan letaknya. 

Para orang tua sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka memperhatikan dengan serius ketika penulis menyampaikan materi ini dan bertanya saat ada yang kurang mereka pahami. Merekapun senang dan memahami bahwa sebenarnya matematika itu tidak sulit, dan sangat menyenangkan jika kegiatan belajarnya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 

Antusiasme orang tua dalam mengikuti kegiatan sosialisasi gerakan AJarMat

Setelah para orang tua memahami bagaimana mengajarkan materi letak koordinat menggunakan media klakat, selanjutnya mereka melaksanakan pendampingan kepada putra/putri mereka di rumahnya masing-masing. Dalam waktu satu minggu penulis berikan waktu untuk melakukan pendampingan hampir 67% dari keseluruhan jumlah siswa (20 dari 30 orang siswa) telah mempraktekkan belajar matematika materi letak koordinat dengan menggunakan media klakat. Anak-anak senang belajarnya dan lebih mudah memahami materi tersebut. Orang tua pun lebih mudah mendampingi putra/putrinya dalam belajar matematika.

Hasil Aksi Nyata

Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini yaitu sebagai berikut.
  1. Mulai tumbuhnya budaya dan keyakinan pada diri orang tua siswa untuk selalu mendampingi putra/putrinya di dalam belajar utamanya dalam pelajaran matematika, karena dengan penerapan gerakan AJarMat ini belajar matematika menjadi lebih mudah, menyenangkan, dan tentunya bermakna. Berdasarkan dokumentasi yang dikirimkan oleh orangtua siswa, sudah hampir 67% dari keseluruhan jumlah siswa telah didampingi oleh orangtua mereka dalam belajar matematika materi letak koordinat.
  2. Anak-anak yang sebelumnya kesulitan dalam memahami materi pelajaran matematika, menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran matematika utamanya pada materi letak koordinat setelah melaksanakan kegiatan ini. Berdasarkan lembar kerja yang telah dikerjakan oleh siswa dan dikirimkan dokumentasinya kepada penulis, hampir semua siswa yang telah didampingi oleh orangtuanya dalam belajar matematika dengan menggunakan media klakat dapat mengerjakan lembar kerja tersebut dengan baik dan benar.
  3. Pelajaran matematika sering menjadi hal yang menakutkan bagi siswa dan siswa sering kesulitan memahami materi pelajaran ini. Apalagi dalam situasi pandemi yang berkepanjangan ini tentunya diperlukan sesuatu yang inovatif dan dekat dengan keseharian mereka agar siswa tidak mengalami kebosanan dan kejenuhan dalam belajarnya. Melalui pelaksanaan aksi nyata ini pembelajaran matematika menjadi lebih mudah, menarik, menyenangkan, dan tentunya bermakna bagi siswa.
  4. Melalui pelaksanaan aksi  nyata ini tentunya hubungan baik antara guru, siswa, dan orang tua menjadi semakin meningkat.

Refleksi Aksi Nyata

Pelaksanaan aksi nyata ini dapat meningkatkan kesadaran orangtua akan pentingnya mendampingi anak dalam belajar matematika di rumah, karena dengan didampingi orangtua maka anak-anak akan lebih semangat belajarnya. Selain itu, dengan mengaitkan pembelajaran matematika dengan kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh orangtua dengan putra/putrinya, maka anak-anak akan senang belajar dan bermakna bagi mereka serta orangtua pun lebih mudah mendampingi putra/putrinya belajar matematika. Dengan belajar matematika menggunakan media klakat ini, selain memahami materi matematika, siswa juga sekaligus dapat mempelajari dan memahami budaya-budaya yang ada di sekitar mereka serta melestarikannya.

Adapun kendala yang dialami selama pelaksanaan aksi nyata yaitu masih adanya beberapa orangtua siswa yang belum mau mendampingi putra/putrinya dalam belajar matematika diakibatkan ketidakhadirannya saat sosialisasi sehingga tidak memperoleh informasi serta ada beberapa orangtua siswa yang memiliki kesibukan sehingga tidak sempat mendampingi putra/putri mereka dalam belajar.

Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Hal-hal yang sudah baik yang telah penulis lakukan selama pelaksanaan aksi nyata ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten. Bagi orangtua yang belum mau dan sempat mendampingi putra/putri mereka penulis akan terus melakukan komunikasi dan pendekatan agar mereka juga bisa melaksanakan kegiatan seperti ini ke depannya, karena melihat hasilnya yang sudah sangat baik dan bermanfaat untuk siswa.

Ke depannya penulis juga akan mengajak guru-guru yang lain untuk melakukan seperti yang telah penulis lakukan, mengundang para orangtua siswa dan memberikan sosialisasi tentang gerakan AJarMat.

Dokumentasi Kegiatan

Berikut beberapa dokumentasi pelaksanaan aksi nyata "Menumbuhkan Budaya Pelibatan Orangtua dalam Mendampingi Anak Belajar Matematika melalui Gerakan AJarMat".


Koordinasi dan meminta ijin kepada kepala sekolah

Sosialisasi gerakan AJarMat kepada para orangtua siswa

Instrumen yang disiapkan oleh penulis
Lembar Kerja Siswa

 
Dokumentasi Pendampingan Belajar Matematika Siswa Oleh Orangtua 
Melalui Gerakan AJarMat

 



Hasil pekerjaan siswa


Demikianlah hasil aksi nyata pada modul 1.4 budaya positif yang dapat admin bagikan. Semoga bermanfaat.

Salam ngiring melajah.  

2 Komentar untuk "Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif"

  1. Keren aksi nyatanya. Menginspirasi penggunaan budaya lokal bali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suksma mbok nyoman, etno matematika apa namanya lupa saya

      Hapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel