Materi IPS Kelas VI Tema 2 Subtema 2 - Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Selamat Pagi anak-anak,
Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian semua selalu dalam keadaan sehat ya.
Ingat di masa pandemi ini agar anak-anak selalu menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19. Ingat selalu menerapkan 5M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas).

Hari ini kita akan melanjutkan pembelajaran Tema 2 (Persatuan dalam Perbedaan) dengan materi upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Simak penjelasannya berikut ini ya! silahkan kalian catat hal-hal penting dari materi ini!

Materi IPS Kelas VI Tema 2 Subtema 2 - Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Sebelum mulai ke materi upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, silahkan anak-anak baca teks berikut ini!

Upaya dalam mempertahankan kemerdekaan ditempuh dalam dua cara oleh bangsa Indoneisa, yaitu melalui pertempuran dan perundingan.

Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia melalui Pertempuran

Berikut beberapa pertempuran yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebagai upaya mempertahankan kemerdekaan.

Pertempuran Surabaya

Peristiwa Pertempuran Surabaya


Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby. Tanggal 27-30 Oktober 1945, terjadi kontak senjata antara para pemuda Indonesia dengan pasukan Inggris. Dalam pertempuran ini, pasukan Inggris dapat dipukul mundur. Bahkan, puncak dari pertempuran tersebut adalah terbunuhnya pemimpin pasukan Inggris, Brigadir Jendral Mallaby.

Pada tanggal 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum yang berisi “semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan”. Namun, ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia. Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran yang sangat dahsyat. Pasukan Inggris menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Pada pertempuran ini pasukan Indonesia dipimpin oleh Bung Tomo.

Peristiwa 10 November ini diperingati sebagai Hari Pahlawan

Pertempuran Medan Area


Pertempuran Medan Area terjadi di Medan, Sumatera Utara. Penyebabnya adalah Sekutu dan Belanda ingin mengambil alih kekuasaan di Kota Medan. Penduduk pun tidak terima dan melakukan perlawanan. Untuk menghadang dan membatasi gerak para pemuda, Sekutu memasang papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (batas resmi wilayah medan) di berbagai pinggiran Kota Medan. 

Salah satu tokoh yang memipin pasukan Indoneisa dalam pertempuran ini yaitu Achmad Tahir.

Pertempuran Ambarawa

Peristiwa Pertempuran Ambarawa


Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang. Kedatangan Sekutu ini diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut justru dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Pada tanggal 26 Oktober 1945 di kota Magelang terjadi pertempuran antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan gabungan Inggris dan NICA. Insiden tersebut terhenti setelah Soekarno dan Brigadir Bethell melakukan perundingan dan memperoleh kata sepakat.

Namun, ternyata pihak Sekutu mengingkari janji. Pada tanggal 12 Desember 1945, pertempuran berkobar di Ambarawa. Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi, sehingga musuh benar-benar terkurung. Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir. Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur.

Kemenangan ini diperoleh berkat kerja sama dari seluruh rakyat di Ambarawa. Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa” dan diperingati sebagai Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.


Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api

Pasukan Inggris tiba di Bandung sambil membawa serta NICA (organisasi semi militer Belanda). Akibatnya, pertempuran tak terhindarkan. Beberapa kali TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan rakyat melancarkan serangan ke markas Sekutu. Sekutu menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Kota Bandung dikosongkan dari penduduk dan tentaranya. 

Ultimatum Sekutu tersebut mendorong TRI (Tentara Republik Indonesia) melakukan operasi "bumi hangus". Peristiwa ini kemudian lebih dikenal dengan perisitiwa Bandung Lautan Api karena pada 23 Maret 1946 para pejuang Indonesia membumihanguskan Bandung bagian selatan untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA menggunakan semua fasilitas sebagai markas mereka.

Salah satu tokoh yang memimpin pasukan Indonesia pada pertempuran ini yaitu Mohamad Toha.


Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia melalui Perundingan


Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan melalui pertempuran, namun juga dilakukan melalui jalur diplomasi, perjanjian, dan perundingan. Berikut beberapa perundingan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sebagai upaya mempertahankan kemerdekaan.

Perjanjian Linggarjati


Peristiwa Perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Perjanjian ini berlangsung dari tanggal 15 November 1946 sampai dengan 25 Maret 1947 di Linggarjati, Jawa Barat. Perjanjian tersebut ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.

Delegasi Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan delegasi Belanda diwakili oleh Wim Scermerhorn.

Hasil Perundingan
  1. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra dan Madura.
  2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
  3. Pihak Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
  4. Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth/Persemakmuran. 
Perjanjian Linggarjati ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia.

Pelanggaran Perjanjian
Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini.
Pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I.


Perjanjian Renville



Perjanjian ini dilakukan antara Indonesia dan Belanda. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal perang Amerika Serikat (USS Renville), yang berlabuh di pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta.

Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947. Perundingan ini ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuddin. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo.

Hasil Perundingan
  1. Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia.
  2. Disetujuinya sebuah garis yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda.
  3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Perjanjian Roem-Royen


Peristiwa Perundingan Roem-Royen

Perjanjian ini dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Nama perjanjian ini diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem (wakil delegasi Indonesia) dan Herman van Roijen (wakil delegasi Belanda).

Tujuan perjanjian ini adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum KMB di Den Haag.

Hasil Pertemuan
  1. Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri KMB.
  2. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.
  3. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tawanan perang.

Konferensi Meja Bundar

Peristiwa KMB

Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan di Kota Den Haag, Belanda. KMB berlangsung dari tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949 antara perwakilan Indonesia, Belanda, dan BFO.

Delegasi Indonesia diwakili oleh Drs. Moh. Hatta, delegasi Belanda diwakili oleh Van Maarseven, dan delegasi BFO diwakili oleh Sultan Hamid II.

Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB)
  1. Belanda mengakui RIS sebagai negara merdeka dan berdaulat.
  2. Status Irian Barat diselesaikan dalam waktu setahun sesudah pengakuan kedaulatan.
  3. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda.
  4. RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak konsesi dan izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
  5. Pengambilalihan utang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat.

Untuk menambah pemahaman kalian terkait materi upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, silahkan cermati video berikut ini!

Video Materi Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia



Demikian materi terkait Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Selamat belajar anak-anak. Semoga sukses.

Salam ngiring melajah.

Belum ada Komentar untuk "Materi IPS Kelas VI Tema 2 Subtema 2 - Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel